Tolak Pembongkaran Lapangan Tenis dan LP, Komponen Masyarakat Temui Ketua DPRD Sumbawa
SUMBAWA, Harnasnews – Gerakan penolakan pembongkaran lapangan Pahlawan yang disuarakan belakangan ini tidak berhenti begitu saja , hari ini Senin (29/5) komponen masyarakat yang terdiri dari Aktivis perempuan, penggiat budaya, penggiat sejarah, tokoh pemuda serta penggiat olahraga datang menyampaikan aspirasinya ke gedung DPRD Sumbawa.
Kedatangan komponen masyarakat ini diterima langsung oleh ketua DPRD Sumbawa Abdul Rafiq di ruang kerjanya.
Dalam dialog yang berlangsung, tokoh budaya Agus Irawan Syahmi menyampaikan maksud dan tujuannya kepada ketua DPRD perihal pembongkaran tersebut.
“Lapangan Pahlawan dan lapangan tenis tersebut selain tempat pembinaan bibit atlet tenis, namun juga syarat kaitannya dengan sejarah masa lalu” ungkap Bang Ais panggilan akrab Agus Irawan Syahmi.
Ais menambahkan, bahwa pembongkaran ini tentu akan menghilangkan nilai history yang melekat pada lapangan pahlawan sebagai warisan sejarah, apalagi konsepnya sampai saat ini tidak pernah tersosialisasi sampe hari ini kepada masyarakat.
Ketua DPRD menerima dan mendengar semua masukkan dari komponen masyarakat yang hadir.
“Saya bisa merasakan kekhawatiran yang ada pada diri kawan-kawan dan para senior saya mengenai masalah ini” ungkap Rafiq
Rafiq menambahkan, ketika suatu pembangunan yang hendak dilaksanakan, berhubungan dengan kepentingan public sebaiknya melibatkan juga aspirasi dari perwakilan masyarakat.
“Ada baiknya pemangku kebijakan duduk bersama serta mengundang pihak terkait termasuk kami (DPRD) sebagai representasi masyarakat, agar win-win solution yang menjadi tujuan menyelesaikan masalah tercapai” ujar rafiq.
Rafiq melanjutkan, ketika ada nilai sejarah yang melekat dalam proses pembangunan tersebut, sebaiknya dipikirkan dengan baik serta seksama agar nilai-nilai yang ada tidak hilang.
Selanjutnya rafiq mengatakan bahwa kita harus bahu membahu mendukung dan mengawasi program yang sedang dijalankan oleh pemerintah karena memang itu sudah tugas kita disini.
“Tidak ada salahnya bila ada masalah, kita semua duduk berkomunikasi agar tidak prasangka tidak baik dan salah paham antara pemerintah dan rakyatnya” tutup rafiq.
Atas permasalahan tersebut juga mendapatkan qttensi dan saran dari Sultan Sumbawa.
“Kami, Sultan Sumbawa Muhammad Kaharuddin IV, memperhatikan usul penolakan atas adanya rencana menjadikan lapangan tenis di depan Bala Kuning menjadi taman, kami menyarankan sebagai berikut:
Secara historis, lapangan Pahlawan merupakan assets Kesultanan Sumbawa, yang menyatu dengan Istana Bala Putih ( Istana Sultan Muhammad Kaharuddin III), sehingga urgensi utamanya, adalah mengembalikan peran historis dari berbentuk taman, menjadi lapangan ( alun-alun) yang tentu saja harus ditata dengan rumput yang rapi, serta indah, dan dapat digunakan untuk kegiatan – kegiatan keagamaan, kebudayaan, permainan anak-anak dan sebagainya.
Terhadap masalah lapangan tenis, sebaiknya posisinya tetap dulu seperti sekarang, seraya mencari tempat yang lain untuk didirikan lapangan tenis yang modern dan lengkap bersamaan dengan tempat-tempat kegiatan olah raga yang lain yang juga tentu modern dan lengkap.
“Tentang assets Kesultanan yang seyogyanya dikembalikan posisinya sebagai cultural heritage kita Tau Samawa, tentu bisa dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan kemampuan, dana dan peruntukannya bagi perkembangan dan kemajuan Kota Sumbawa, ” pangkas nya. (HR).