Tragedi Lion Air JT 610 di Perairan Karawang Komisi V DPR RI Apresiasi Basarnas
JAKARTA,Harnasnews.com – Kabasarnas Marsdya TNI M Syaugi kembali memaparkan pelaksanaan operasi SAR musibah jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang di Perairan Karawang saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan mitra kerja Komisi V DPR RI, Kamis (22/11/2018).
Kabasarnas menjelaskan secara terperinci peran Basarnas dalam musibah tersebut, mulai dari pertama kali laporan musibah diterima, response time, pengerahan personil dan peralatan, sinergitas dan kesolidan potensi SAR, prosesi doa bersama dengan keluarga, perpanjangan masa operasi 3 hari kali 2, gugurnya salah satu penyelam dari Potensi SAR Indonesia Divers Rescue Team (IDRT), hingga penutupan operasi secara terpusat.
“Sesuai SOP (Standard Operating Procedure) kami, operasi dilaksanakan maksimal 7 hari. Namun, jika setelah 7 hari masih ada tanda-tanda meyakinkan ditemukan korban lagi, maka operasi kami perpanjang 3 hari.
Jika belum cukup, atau masih ada lagi tanda-tanda korban ditemukan, maka operasi kami tambah lagi 3 hari,” terangnya.
Setelah 3 hari perpanjangan, atau 10 hari pelaksanaan operasi SAR, seluruh potensi SAR yang mendukung pelaksanaan operasi mulai dari unsur TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, KKP, POSSI, IDRT, dan stakehokder lainnya kembali ke markasnya masing-masing.
Perpanjangan 3 hari terakhir cukup melibatkan personil dari Basarnas. Pada pagi hari kedua, tim masih berhasil mengevakuasi satu kantung jenazah bodypart korban.
Namun, sejak siang hari kedua hingga hari ketiga, penyapuan di LKP dengan radius 250 meter itu tidak lagi menemukan bodypart korban. Sementara pencarian di permukaan air, mulai Perairan Karawang hingga Tanjung Pakis, serta penyapuan di sepanjang garis pantai tersebut juga nihil.
Berdasarkan analisa, rapat koordinasi, dan masukan-masukan faktual di lapangan itulah maka operasi SAR diakhiri atau ditutup secara terpusat pada hari ke tiga belas.
“Meskipun operasi SAR telah kami nyatakan ditutup secara terpusat, namun tim SAR dari Kantor Jakarta dan Kantor SAR Bandung sampai saat ini tetap melaksanakan siaga 24 jam dan melakukan patroli di sekitar last know position (LKP) dan kawasan Tanjung Pakis untuk memantau perkembangan di lapangan, apakah masih ada temuan-temuan body part korban baik di dasar maupun di permukaan air,” terang Kabasarnas.