KOTA BEKASI, Harnasnews.com – Politisi senior Partai Golkar Raden Setyo Lelono mengaku berang dan mengecam keras statmen mantan anggota DPRD Golkar Kota Bekasi Tamimah, di salah satu media online, yang mengatakan bahwa 16 tahun kepemipinan Rahmat Effendi (Pepen) hanya meninggalkan masalah di partai berlambang pohon beringin itu.
Menurut Sertyo, sebagai orang yang pernah bergabung bersama-sama di Partai Golkar seharusnya bisa menciptakan suasana kondusif. Jangan lantaran anaknya gagal maju menjadi Ketua DPD Golkar, lantas melakukan agitasi dan menyerang sesama kader Golkar.
“Apalagi memberikan pernyataan bahwa selama 16 tahun kepemimpinan Rahmat Effendi tidak memiliki kiprah di partai. Bahkan menuding bahwa hanya meninggalkan persoalan gedung Golkar. Bukankan persoalan gedung Golkar tengah ditangani Mahkamah Partai.
Seharusnya bila Tamimah mengaku politisi senior, ketika melihat persoalan jangan hanya dengan kacamata kuda,” ujar salah satu pendiri Koperasi Bamuhas Kosgoro ini saat dihubungi wartawan, Senin (21/9/2020), malam.
Setyo mengatakan, berbicara senioritas di partai politik, diukur seberapa besar sumbangsihnya dalam membesarkan Golkar. Setyo pun mengakui kepiawaian Rahmat Effendi saat memimpin Partai Golkar pada masa-masa sulit pascareformasi.
“Di mana, kala itu banyak desakan agar Partai Golkar dibubarkan. Tapi, faktanya Golkar masih memiliki eksistensinya di masyarakat Kota Bekasi. Dan ini hasil kerja keras semua kader Golkar. Termasuk kiprah Pak Rahmat Effendi dalam mengkonsolidasikan partai,” tegas Setyo.
Selain itu, kata Setyo, sebagai politisi Golkar Rahmat Effendi berhasil menjadi kepala daerah. Dan ini bukan hal yang mudah, meski semua kader memiliki kesempatan yang sama menjadi kepala daerah. “Terbukti Pak Rahmat Effendi terpilih menjadi Walikota Bekasi dua periode,” jelas Setyo.
Dalam kesempatan itu, Setyo juga mengimbau kepada seluruh kader Golkar, termasuk para senior Golkar Kota Bekasi agar menciptakan suasana kedamaian menjelang suksesi pemilihan Ketua Dewan Pimpinan daerah (DPD) Golkar Kota Bekasi. “Biarlah proses pemilihan ketua dilakukan secara demokrasi. Toh bagi pemilik hak suara sudah tahu siapa yang memilki kapasitas maupun kriteria pemimpin Golkar ke depan,” tandasa Setyo. (Syg)