UNHCR: 5.000 Orang Tinggalkan Venezuela Setiap Hari
CARACAS, Harnasnews.com – Juru bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan hampir 5.000 orang meninggalkan Venezuela setiap hari.
Dalam satu taklimat di Markas Besar PBB, New York, Joung-ah Ghedini-Williams, mengatakan rakyat Venezuela meninggalkan negeri mereka akibat “kondisi yang tidak stabil dan tidak menentu” di tengah krisis mengenai kepresidenan.
“Brazil, Kolombia, Ekuador, dan Peru masih menjadi negara yang menerima jumlah paling banyak warga negara Venezuela,” kata Ghedini-Williams, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu. Data UNHCR memperlihatkan tiga juta orang Venezuela telah meninggalkan negeri tersebut sejak 2015.
Pekan lalu, Juan Guaido, Ketua Majelis Nasional Venezuela yang dipimpin oleh oposisi, mengumumkan diri sebagai presiden. Tindakan itu segera didukung oleh Presiden AS Donald Trump, Kanada, dan kebanyakan negara Amerika Latin.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dengan cepat bereaksi, dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington serta menuduh AS mendalangi kudeta terhadap pemerintahnya. Venezuela telah diguncang protes sejak 10 Januari, ketika Maduro diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua.
Segera setelah demonstrasi dan kerusuhan meletus di Venezuela, sedikitnya 268 pemrotes telah ditangkap di seluruh negeri itu sejak 21 Januari. Tujuh wartawan juga telah ditangkap di Venezuela setelah demonstrasi di Ibu Kota Venezuela, Karakas, demikian laporan media setempat pada Kamis (31/1).
Menurut kantor berita nasional Spanyol, EFE, seorang juru kamera Kolombia yang bekerja untuk kantor berita tersebut yang pergi untuk meliput peristiwan itu di seluruh negeri hilang pada Rabu pagi di ibu kota Venezuela. Kantor berita tersebut menyatakan ia telah ditangkap oleh penguasa Venezuela bersama dengan dua rekannya yakni satu warga negara Spanyol dan satu Kolombia.