Wagub Cok Ace dalam arahan singkatnya menyampaikan bahwa sesungguhnya Pemprov Bali telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pemetaan dan memenuhi kebutuhan kelompok terdampak Covid-19. Namun mengingat keterbatasan anggaran dan sumber daya, Panglingsir Puri Ubud ini menyebut masih ada kelompok yang tercecer hingga belum tersentuh bantuan, termasuk diantaranya para seniman dan perajin. Oleh sebab itu, ia berkoordinasi dengan BI Perwakilan Bali agar mendorong sektor perbankan agar menyisihkan dana CSR untuk membantu para seniman dan perajin yang menghadapi situasi prihatin. Ke depannya, Guru Besar ISI Denpasar ini beharap lebih banyak lagi sektor perbankan yang menunjukkan kepedulian di tengah pandemi Covid-19.
Sementara itu, seniman ukir I Made Ada menyampaikan terima kasih kepada jajaran BPD Bali dan Bank Mandiri yang telah menunjukkan kepedulian kepada para seniman. Made Ada menuturkan, seniman seperti dirinya sangat merasakan dampak Covid-19. Sebagai seorang seniman, ia mengaku ingin tetap berkarya di tengah pandemi. Namun karena tekendala pemasaran, hasil karyanya hanya ditumpuk di rumah. “Karena barang tak laku, otomatis tak ada pemasukan untuk membeli bahan baku. Itulah situasi yang dihadapi para seniman seperti kami,” ujar pria asal Banjar Pakudui, Desa Kedisan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar ini. Seniman yang hasil karyanya telah memperoleh pengakuan dunia ini berharap pemerintah atau lembaga lain memberi perhatian dengan membeli produk yang dihasilkan para seniman. “Tolong beli hasil karya kami, sehingga kami bisa tetap berkarya,” ujar pria yang punya nama lengkap I Made Ada Astawa ini. Ia berharap, bantuan dari perbankan atau sektor lain bisa diberikan secara bekesinambungan di masa pandemi.(VIDI)