
Misalnya, Ubud pernah mendapatkan penghargaan dari UNWTO sebagai Global Gastronomy Destination pada tahun 2019. Selain terkenal dengan mahakarya seninya seperti lukisan dan tari tradisional, Ubud ternyata juga memiliki potensi kuliner lokal.
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan konsumsi dan produksi produk kreatif dan berdampak negatif pada 98 persen pekerja industri kreatif. Ini memang sangat disayangkan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen mendukung langkah-langkah yang diperlukan untuk pemulihan perekonomian Bali, termasuk sektor industri kreatif.
Secara umum, Pemerintah Provinsi Bali melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebenarnya telah menyiapkan berbagai program dan bantuan yang ditujukan bagi masyarakat yang paling terdampak saat pandemi.
Program ini dibagi menjadi dua bagian; Perlindungan Sosial dan Perlindungan Bisnis. Dalam Perlindungan Sosial, Program PEN memberikan beberapa bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang paling rentan.
Bantuan tersebut adalah: Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Langsung, Bantuan Tunai Sosial, Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa, Program Kartu Pra Kerja, Bantuan Langsung Tunai untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Subsidi Upah.
Dalam Perlindungan Usaha, pemerintah memberikan Program Subsidi Bunga untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jaminan Kredit UMKM, Jaminan Kredit Korporasi, dan Penempatan Tunai Negara pada Bank Umum Mitra sebagai kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Program dukungan ini didedikasikan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi kita saat krisis, khususnya di Bali.
Namun, program tersebut tidak diarahkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi pasca pandemi. “Ini adalah masalah penting yang perlu kita pertimbangkan mulai sekarang. Berbicara tentang pemberdayaan industri kreatif, saya ingin menyoroti 4 aspek penting, yaitu: Refulation Support, Human Resource Improvement, Capital Support, dan Market Accessibility Support”, paparnya.
Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada industri kreatif khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah terutama bagi UMKM melalui dukungan regulasi seperti UU Gubernur No. 79/2018 dan UU Gubernur No. 99/2018 yang ditujukan untuk mendukung penggunaan dan konsumsi produk lokal Bali.
Selain itu, saat terjadi pandemi, pemerintah juga mempermudah proses perizinan dan perizinan investasi di Bali guna mendongkrak perekonomian. Di sisi lain, peningkatan sumber daya manusia industri kreatif dilakukan melalui serangkaian pelatihan dan workshop sesuai dengan bidang yang dikembangkan masing-masing (kuliner, seni, fashion, dll). Jika kualitas sumber daya manusia kita ditingkatkan maka produk kreatif juga akan jauh lebih baik dan memiliki nilai tambah yang lebih baik.
Pada aspek dukungan permodalan selanjutnya, industri kreatif di Bali juga dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman dan modal. Ini merupakan bagian dari dukungan pemerintah dan lembaga keuangan bagi industri kreatif untuk mengembangkan dan memperluas industri. Terakhir, dukungan aksesibilitas pasar juga menjadi aspek penting dalam mengembangkan industri kreatif.
Pemerintah menggagas berbagai program dan kampanye untuk membuka akses pasar seluas-luasnya. Pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai jalur promosi, program pasar terjangkau, dan program pendukung lainnya seperti “Jalan-Jalan Bali” atau “explore Bali” sebagai kampanye mengajak masyarakat menjelajahi keindahan Bali sekaligus mendukung produk kreatif lokal di Bali. .
Selain mengantisipasi dalam bidang ekonomi, Pemprov Bali juga telah melakukan berbagai upaya dalam meminimalisir perluasan dampak yang akan ditimbulkan oleh pandemi covid-ini yaitu diantaranya mengeluarjan berbagai perda, baik yang mengatur trkait usaha pertanian lokal, pendisiplinan masyarakat terhadap pelarangan kerumunan dan pendisiplinan penggunaan masker.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan kasus covid-19 di Bali yang cenderung semakin meningkat. Selanjutnya Wagub Cok Ace juga menyampaikan bahwa memang Pemerintah tidak bisa memprediksi kapan Pariwisata Mancanegara akan kembali di buka, hal tersebut masih melihat perkembangan kasus yang terjadi baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Namun, ia memastikan bahwa kedepan pariwisata Bali akan berbasis pada pariwisata quality namun dengan tidak mengesampingkan quantity, diharapkan quality dan quantity bisa berjalan beriringan. Unttuk itu, ia sedang gencar meminta para industri pariwisata untk mempersiapkan protokol kesehatan secara matang pada setiap destinasi wisata yang ada di Bali.
Selain itu dukungan masyarakat juga tidgk kalah pentingnya, dimana masyarakat harus bisa menunjukan kepada dunia luar bahwa penerapan protokol kesehatan di masyarakat sangat dilakukan secara disiplin.
Dalam webinar tersebut juga menghadirkan beberapa narasumber lain yaitu: Fod and Travel Influencer Andre Wijaya Binarto, dan Indonesia Leading Travel Writer “The Naked Travel” Trinity Traveler.(VIDI)