Wenny Haryanto, Perjuangkan Ponpes Manabi’ul Ulum Punya Jurusan Bahasa Asing
KOTA BEKASI, Harnasnews.com – Kompetisi dan adaptasi menuju era modern, setiap lembaga pendidikan melakukan inovasi dari berbagai segi, baik pelatihan yang bersifat produktif maupun informal seperti penguasaan bahasa asing.
Hal ini dipandang perlu agar ke depan ya para generasi muda mampir bersaing dengan publik secara global. Hal ini juga diterapkan di lembaga pendidikan pondok pesantren di wilayah Kota Bekasi.
Ternyata bukan hanya ilmu pengetahuan, namun bekal akhlak dan budi pekerti juga menjadi modal pendukung bagi sang anak sebagai generasi penerus bangsa di masa mendatang.
Sebagai wujud respon dari antusiasme masyarakat ini, pemerintah kemudian mengucurkan program-program peningkatan kualitas pendidikan di pondok pesantren. Salah satunya dengan meluncurkan program pembangunan *Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK)* di pondok-pondok pesantren.
Program pembangunan BLKK ini terserap secara maksimal dengan dukungan dari Komisi IX DPR RI yang kemudian menyalurkan program ini untuk kepentingan masyarakat di daerah pemilihannya masing-masing. Termasuk dukungan dari anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar, yakni Dra. Hj. Wenny Haryanto, SH, yang menyerap beberapa unit BLKK di Kota Bekasi dan Kota Depok, salah satunya *BLKK di Pondok Pesantren Manabi’ul Ulum, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Saat meninjau lokasi bangunan BLKK Pondok Pesantren Manabi’ul Ulum, Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI Huda Sulistio menjelaskan tahap pembangunan gedung BLKK Jurusan Bahasa ini sudah rampung seratus persen.
“Tinggal menunggu pengadaan sarana pendukung atau perangkat yang dibutuhkan untuk keberlangsungan operasional BLKK, selanjutnya siap untuk dipergunakan,” papar lelaki yang akrab disapa Gus Huda ini, Senin (23/5).
Menurut Gus Huda, pembangunan BLKK yang ada di Kota Bekasi merupakan hasil penyerapan aspirasi Dra. Hj. Wenny Haryanto selaku anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golkar.
“Untuk Kota Bekasi ada lima unit BLKK, dua unit sudah beroperasional, sedangkan tiga unit tinggal menunggu sarana pendukung kegiatan pelatihan,” paparnya.
Huda menyatakan keberadaan BLKK Jurusan Bahasa di Pondok Pesantren Manabi’ul Ulum bisa menjadi percontohan pondok pesantren yang mencetak santri-santri yang menguasai beragam bahasa asing.
“Keterampilan berbahasa asing menjadi nilai tambah bagi para santri ketika menghadapi persaingan saat melamar pekerjaan, sehingga BLKK Jurusan Bahasa ini bisa menjadi pilot project untuk lembaga pendidikan keagamaan yang melahirkan santri berkualitas dan fasih berbahasa asing,” ungkapnya.
Huda optimis BLKK ini bisa beroperasional dalam waktu dekat untuk mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki akhlak dan kaya akan keterampilan atau keahlian.
“Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi pengelola pondok pesantren untuk menarik minat masyarakat agar tidak ragu lagi mendaftarkan anak-anaknya ke pondok pesantren,” pungkasnya. (Mam)