Wenny Haryanto Targetkan Dapilnya Zero Stunting di 2024
KOTA BEKASI, Harnasnews.com – Pemerintah Pusat mentargetkan angka penurunan prevalensi Stunting sebesar 14% pada tahun 2024 mendatang. Artinya, harus ada target sebesar 10,4 % dalam kurun waktu 2,5 tahun.
Karena diketahui, angka prevalensi Stunting di Indonesia pada tahun 2021mencapai 24,4%, menurun sekitar 6,4 % dari tahun 2018 yang mencapai 30,8%.
Anggota Komisi IX DPR RI, dra.Hj. Wenny Haryanto, mengatakan, pada tahun 2045 Indonesia itu akan mendapatkan bonus demografi. bonus demografi di tahun 2045 yaitu ketika masyarakat dengan dengan rentang usia 15 sampai 64 tahun itu ada dalam usia produktif. usia produktif itu usia yang terbagus dalam siklus hidup manusia untuk berprestasi, untuk berproduksi dalam hidup.
“Tapi sayangnya kondisi bonus demografi tersebut karena ada ancaman stunting, sehingga presiden Jokowi berdasarkan Perpres 72 tahun 2021 itu menunjuk BKKBN sebagai ketua pelaksana penurunan stunting nasional,” ujar Wenny, saat sosialisasi program bersama mitra kerja tahun 2022, di kelurahan Jakasetia, kecamatan Bekasi Selatan pada Rabu (05/10/22).
Di Kota Bekasi sendiri, angka Prevalensi Stunting sebesar 13,8 % di tahun 2022, dan data itu sudah di bawah target yang ingin dicapai secara nasional yaitu 14%. Sedangkan untuk tetangga, Kota Depok telah mencapai 12,3 %. Namun, semua itu tidak lepas dari dukungan semua pihak.
“Saya bahagia sekali hari kedua kota itu adalah dapil saya dan dua-duanya berhasil di bawah target sudah di bawah batas yang ingin dicapai namun itu tidak boleh menjadi kepuasan, tetap harus mengejar target supaya kalau bisa sampai Zero stunting di 2024,” kata Wenny.
“Kondisi itu semua bisa tercapai hanya dengan kerjasama kita semua. BKKBN tidak bisa bekerja sendiri, harus didukung kerjasama semua sektor dan juga wadah semuanya di Indonesia,” ujar Wenny.
Sekedar diketahui, bahwa Stunting adalah kondisi gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis pada 1000 hari kehidupan 1000 hari pertama sejak bayi masih di dalam kandungan sampai berusia 2 tahun, pertumbuhan anak lebih pendek daripada anak-anak sebayanya dan keterlambatan berpikir.
Sementara itu, Deputi bidang Kesehatan dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, dr. Eni Gustina MPH menuturkan bahwa program KB saat ini tidak lagi menjadi utama. Namun, masyarakat diharapkan menjaga anaknya agar tetap sehat dan berkualitas.
“Fungsi BKKBN sekarang ini sudah berubah, tidak lagi mengajurkan KB tapi silahkan punya anak berapapun, tapi tetap sehat dan berkualitas,” kata dr. Eni.
Dalam kegiatan yang diikuti para warga di kelurahan Jakasetia itu, Wenny juga memberikan hadiah kepada warga dengan menjawab pertanyaan seputar materi yang ia sampaikan. Door Prize juga diberikan kepada warga dari BKKBN. (Mam)